Tapen - Minggu 13 Oktober 2013 kali ini di lapangan Desa Tapen Kecamatan Kudu diadakan pertunjukan Reog Ponorogo setau saya reog ini sering mengadakan pertunjukan di beberapa wilayah Jombang seperti Mojowarno, Ploso, Perak dan kali ini dilapangan Tapen. Lapangan yang biasanya sepi jadi lautan manusia, terdenganr suara gamelan khas pengiring reog. Sekitar area untuk pertunjukan
sudah dikelilingi oleh terpal karena pertunjukan reog ini tidak gratis tiap pengunjung yang mau menyaksikan pertunjukan reog harus membeli tiket seharga Rp. 8.000,-, Ratusan orang menonton acara ini juga sangat antusias,
benar-benar sangat banyak. Dari yang dewasa sampai dengan yang anak-anak
berhamburan datang untuk melihat pertunjukan reog karena hiburan seperti ini jarang untuk wilayah Kecamatan Kudu.
Selayang Pandang
Menurut
salah satu versi cerita rakyat yang berkembang di Kabupaten Ponorogo,
Jawa Timur, pada suatu ketika Raja Bantar Angin, Kelana Sewandana,
ingin melamar seorang puteri dari Kerajaan Kediri, Dewi Sanggalangit
(dalam versi yang lain disebutkan Dewi Ragil Kuning). Akan tetapi,
dalam perjalanannya Raja tersebut dicegat oleh Singobarong penjaga hutan
Lodaya. Pasukan Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan
dari pihak Raja Bantar Angin dikawal oleh patih Bujanganomdan pasukan warok
(pria yang memiliki ilmu kanuragan dengan ciri khas pakaian serba
hitam). Pertempuran dua pasukan tangguh inilah yang dianggap sebagai
salah satu sumber rujukan bagi pertunjukan tarian Reog Ponorogo.
Pertunjukan
Reog biasanya terdiri dari beberapa adegan. Adegan pertama adalah
tarian pembuka, yang menampilkan 6-8 lelaki dengan pakaian hitam dan
muka (atau topeng) yang dipoles warna merah. Para penari ini
menggambarkan sosok singa yang marah. Setelah para lelaki pemberani
tersebut, berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 perempuan
atau bisa juga lelaki yang didandani mirip perempuan yang menaiki kuda
kepang (kuda-kudaan dari anyaman bambu).
Fragmen
kedua adalah inti dari tarian Reog yang bergantung pada kondisi di
mana seni Reog ditampilkan. Jika pertunjukan berhubungan dengan
pernikahan, maka yang diekplorasi adalah adegan percintaan. Sedangkan
untuk hajatan khitanan, sunatan, maupun memperingati hari besar
nasional biasanya yang ditonjolkan adalah fragmen keperwiraan.
Bagian terakhir adalah singabarong,
yaitu atraksi di mana seorang penari memakai “topeng” berbentuk kepala
singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu-bulu burung merak.
Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg dengan ukuran yang cukup
besar. Uniknya, topeng ini dimainkan hanya dengan mengigit sebilah kayu
yang terpasang di bagian belakang topeng. Kemampuan membawakan topeng
ini, selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya
diperoleh dengan latihan spiritual, seperti berpuasa dan bertapa.
Wisatawan
yang tertarik menonton pertunjukan Reog dapat mengunjungi agenda
pertunjukan yang sifatnya tahunan. Kesenian Reog biasanya
diselenggarakan pada tiap perayaan hari kemerdekaan Indonesia (tanggal
17 Agustus) dan perayaan Garebek Suro yang bertepatan dengan
hari jadi Kota Ponorogo (tiap tanggal 1 Muharram/tahun baru Hijriah).
Agenda tahunan tersebut bisa berupa pertunjukan biasa atau Festival
Reog Nasional, yaitu perlombaan kesenian Reog dari seluruh Indonesia.
Keistimewaan
Pertunjukan
Reog biasanya diselenggarakan di lapangan atau di jalanan karena
jumlah penari dan ekplorasi pertunjukan yang memerlukan ruang yang
cukup luas. Di arena pertunjukan Reog, penonton bisa menikmati prosesi
pertunjukan yang dipenuhi ritual mistis. Misalnya saja, sebelum
pertunjukan dimulai, warok (sebutan bagi ketua kelompok Reog)
menggelar jampi-jampi memohon kelancaran pertunjukan. Tak jarang di
tengah-tengah tarian para penari kesurupan roh halus, sehingga menambah
heboh jalannya pertunjukan.
Meskipun
umumnya tarian Reog memiliki alur yang jelas, akan tetapi adegan demi
adegan dalam seni Reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun
rapi. Di sini selalu ada interaksi antara pemain dan warok (dalam hal ini, warok juga
menjadi dalang pertunjukan), serta interaksi antara penari dan
penonton. Sehingga, yang terpenting dalam pementasan seni Reog adalah
memberikan kepuasan kepada penontonnya.