Jombang - Warga Dusun Wonorejo Desa Ngrimbi, Kec. Bareng mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun ini sehingga berdampak
pada sumur-sumur milik warga. Kondisi
tersebut memaksa warga sekitar untuk menggunakan air yang didapat dari sungai di
tengah hutan itu untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan cuci pakaian. Kondisi air
yang keruh, air tersebut juga tak layak lantaran bercampur dengan sampah
sehingga rentan terhadap berbagai bibit penyakit.
Demi mendapatkan air, warga harus rela menyusuri tebing hutan yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari pemukiman. Setiap pagi, warga berbondong-bondong menuju sungai untuk mendapatkan air. Meski kondisinya keruh dan berbau, warga tetap memanfaatkannya karena tidak ada pilihan lagi. Karena air sungai tersebut menjadi satu-satunya sumber air bagi warga yang tinggal di lereng gunung Anjasmoro disaat musim kemarau seperti ini.
Kondisi demikian terjadi setiap musim kemarau tiba. Jeriken dan botol bekas air mineral dijadikan wadah untuk mengumpulkan air yang mereka butuhkan untuk mandi dan mencuci pakaian. Warga Wonorejo berharap agar pemerintah menambah supply air bersih ke pemukiman mereka.
“Air minumnya dikasih Pemkab Jombang, tapi satu minggu sekali saya cuma kebagian 3 jeriken. Setiap hari setelah kerja dan habis dzuhur kami cari air di sungai untuk mandi dan cuci-cuci,” ujar Nur, salah satu warga setempat. (anr)
Demi mendapatkan air, warga harus rela menyusuri tebing hutan yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari pemukiman. Setiap pagi, warga berbondong-bondong menuju sungai untuk mendapatkan air. Meski kondisinya keruh dan berbau, warga tetap memanfaatkannya karena tidak ada pilihan lagi. Karena air sungai tersebut menjadi satu-satunya sumber air bagi warga yang tinggal di lereng gunung Anjasmoro disaat musim kemarau seperti ini.
Kondisi demikian terjadi setiap musim kemarau tiba. Jeriken dan botol bekas air mineral dijadikan wadah untuk mengumpulkan air yang mereka butuhkan untuk mandi dan mencuci pakaian. Warga Wonorejo berharap agar pemerintah menambah supply air bersih ke pemukiman mereka.
“Air minumnya dikasih Pemkab Jombang, tapi satu minggu sekali saya cuma kebagian 3 jeriken. Setiap hari setelah kerja dan habis dzuhur kami cari air di sungai untuk mandi dan cuci-cuci,” ujar Nur, salah satu warga setempat. (anr)
sumber : kabare Jombang